Miscellaneous

Pernyataan

“Aku…sayang kamu. Aku menginginkanmu, yang jadi ibu dari anak-anakku kelak. Kamu adalah cita dan cinta, wanita yang ingin aku nikahi. Wanita yang ingin kulihat hingga aku menua.”

Kamu berucap itu di depanku, menggenggam tanganku begitu hangat. Hatiku tak lagi kuat. Aku telah terpikat, jauh, jauh, ke dalam hitamnya matamu yang sedang menatapku lekat.

Tak ada jawab yang bisa kuucap. Aku ingin sekali menganggukkan kepala, lalu menjawab ‘iya’. Tatap penuh cinta kupancarkan lewat mata. Tapi apa yang bisa membuatku berdaya mengatakannya?

Apalagi saat tiba-tiba, sang sutradara berkata “Cut!” Dan kamu bertanya tanpa dosa, ”Bagaimana menurutmu? Aktingku tadi bagus?”

Aku menelan ludah, menelan lagi kumpulan aksara cinta yang sudah di ujung lidah.

Tinggalkan komentar