Jurnal Menulis

Naratif dan Deskriptif

Kelas menulis tanggal 2 Desember lalu adalah pertemuan yang ke-3, namun ini baru yang kedua kalinya bagi saya. Dengan coach Teguh Puja, Koordinator Mbak Wulan Martina, serta teman-teman lain, kami membahas tentang naratif dan deskriptif.

Naratif dan deskriptif sebenarnya bukan hal yang benar-benar baru bagi saya. Dulu, di mata pelajaran Bahasa Indonesia, saya sering mendengarnya. Tapi, untuk aplikasinya sendiri dalam dunia kepenulisan, saya tidak pernah benar-benar memperhatikan, apakah tulisan yang saya tulis mengandung deskriptif atau naratif atau justru campuran keduanya.

Dari pelajaran kemarin, saya mendapati bahwa naratif itu lebih kepada rentetan peristiwa atau kejadian yang diceritakan berurutan dalam tulisan. Sementara, untuk deskriptif, lebih kepada bagaimana menjelaskan atau menggambarkan objek kepada pembacanya.

Atau dalam bahasanya coach Teguh dalam blognya tentang Mengenal Deskriptif dan Naratif, deskriptif itu penggambaran mengenai sesuatu. Dalam paragraf deskriptif, kita berusaha menggambarkan sesuatu, yang bisa jadi berupa objek atau kesan kita mengenai sesuatu. Sedangkan dalam paragraf naratif, kita berusaha menjelaskan sesuatu sesuai dengan runutan kejadian atau biasa kita sebut dengan kronologi.

Setelah membaca empat tulisan dari blog Teguh yang berkenaan dengan materi di atas, dan juga dijelaskan apa yang dimaksud dengan naratif dan deskriptif, kami diminta membuat contoh berupa tulisan singkat.

Contoh yang harus dibuat kemarin adalah:

  1. Mendeskripsikan kamar kita masing-masing dengan detil (deskriptif)

Tulisan saya di kelas menulis:

Aku harus mengangguk setuju, saat orang berkata rumput tetangga kadang lebih hijau. Entah mengapa, aku menyukai kamar adikku daripada  kamarku sendiri. padahal kamarnya jauh lebih kecil, hanya 3 x 4 meter. Tak ada ranjang, hanya selimut tebal yang dijadikan alas tidur. Lemari besar memakan hampir satu bagian dinding kamarnya. Tak ada AC, hanya kipas angin biasa. Exhausted fan terpasang di langit-langit kamarnya, untuk menyejukkan kamar adikku yang tak berjendela, serta untuk menghisap asap rokok yang selalu dikepulkannya di kamar ini. Tak ada lagi benda istimewa di kamar ini, kecuali televisi 21 inch layar datar serta komputer. Tapi entahlah, seperti kubilang, kamarnya kadang terasa lebih nyaman daripada kamarku sendiri.

2. Menceritakan kejadian/peristiwa yang kita alami satu jam yang lalu (naratif)

Tulisan saya di kelas menulis:

Aku tersentak, terbangun mendadak dari tidurku yang tak kurencanakan. Gerakan refleks mengendalikan tanganku untuk memegang handphone terlebih dahulu, melihat jam digital yang tertera. Aku mengumpat dalam hati. Rupanya aku sudah cukup lama tertidur. Bukankah aku berjanji untuk bertemu dengan temanku? Dengan panik, aku melihat sms yang masuk di handphone-ku. Kelegaan luar biasa menyelimutiku saat aku membaca sms dari temanku yang mengatakan bahwa dia tidak bisa datang. Gelombang panikku mereda.

3. Mendeskripsikan pakaian yang sedang kita kenakan dengan detail (deskriptif objektif)

Tulisan saya di kelas menulis:

Baju ini baju lama, sudah tak pantas dikenakan lagi sebenarnya. Ibuku selalu mengomel, karena baju ini lagi yang kupakai. “Seperti tak ada baju lain.” Begitulah kata beliau. Namun baju ini yang paling nyaman. Bahannya katun, dengan model round neck. Berwarna putih, tanpa gambar apapun. Polos. Bahannya yang nyaman serasa melekat di tubuhku. Namun, karena sudah terlalu sering dipakai, warna putihnya sudah tak putih bersih. Sementara itu bagian lehernya sudah mulai meluber. Jika aku tidak menyayangi baju ini, ibuku pasti sudah menjadikannya kain pel.

Deskriptif sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, yakni:

1) Deskriptif spasial, yakni ketika kita menggambarkan segala sesuatu yang berkenaan dengan ruang dan tempat atau objek tertentu secara sebagian saja, tidak begitu menyeluruh.

2) Deskriptif subjektif, yaitu ketika kita menggambarkan perasaan/kesan yang kita rasakan, jadi bisa dibilang lebih kepada opini pribadi.

3) Deskriptif objektif, yaitu ketika kita menggambarkan sesuatu sebenar-benarnya, seperti apa adanya. Kita berusaha mengajak pembaca untuk mengerti objek yang kita gambarkan dengan utuh, lengkap, detail, dan menyeluruh.

Naratif dan deskriptif sendiri bisa digabung dalam satu tulisan, karena memang tidak menutup kemungkinan, satu tulisan ingin menggambarkan atau mendeskripsikan sesuatu secara jelas, sementara di bagian lain, ia juga bercerita secara runut mengenai jalannya suatu peristiwa tertentu.

Selain itu, juga sempat disinggung sedikit mengenai unsur ‘kebetulan’ dalam sebuah tulisan, dimana kita sebagai penulis harus bisa menentukan jalan cerita secara logis dan juga masuk akal, sehingga pembaca tidak merasa bahwa tulisan kita terkesan  ‘dipaksakan’.

Di akhir materi, seperti biasa kami diberikan PR, yakni menulis sesuai dengan materi yang baru saja disampaikan. Kami diminta menulis satu tulisan yang didalamnya termuat unsur naratif dan deskriptif. Tema yang dituliskan, ditentukan oleh Teguh, dimana kami harus melakukan interpretasi lagu. Saya kebagian lagu Hunter Hayes-Wanted. Interpretasi saya terhadap lagu tersebut sudah saya kerjakan dan bisa dilihat di sini. Materi yang dijelaskan oleh Teguh mengenai naratif dan deskriptif juga bisa dilihat di blognya di sini.

 

Satu tanggapan untuk “Naratif dan Deskriptif”

Tinggalkan komentar