Miscellaneous

Terbawa dalam

Ketakjuban di bawah kerlap-kerlip benda angkasa, membawaku

ke dalam sebuah tanya yang aku sendiri tak kuasa menghentikan.

Sering kutengadahkan wajah ke langit malam,

mencari planet, mengamati gerhana, melihat hujan meteor yang melintas tak sengaja.

Bahkan hingga kini aku ingin tahu jawaban dari lapisan lembar semesta.

 

Berita di larut malam, membawaku

ke dalam sebuah tanya yang juga selalu bermunculan.

Kenapa ada anak lelaki yang begitu kurus, dengan perut membusung,

padahal ia sekarat karena lapar?

Kenapa ada perang?

Mengapa begitu penting, dua pria berjas berdasi yang hanya saling bersalaman?

Rasa-rasanya merenungkan perpolitikan tak akan habis dalam semalam.

 

Kemerduan senandung biduan, membawaku

ke dalam sebuah kerinduan yang ganjil, untuk mendengar dan terus mendengar lagu.

Bagaimana memainkan lagu itu?

Nyanyian yang syahdu ingin kuulangi sendiri sesuka hati.

Biarkanlah aku belajar untuk bermain musik serta bernyanyi!

 

Dongeng di masa kecilku, juga membawaku

ke dalam sebuah dunia yang berbeda, dunia fantasi, dunia imaji, tak tersentuh

Susunan cerita memukau yang membuat bulu kuduk berdiri,

Rasa ingin tahu menyeretku dalam candu untuk terus menunggu,

meneruskan kelanjutan cerita yang meski aku tahu, hanyalah karangan itu.

Tapi, aku juga ingin membuat satu!

Biarlah aku menulis sesuatu!

 

Aku ingin terus terbawa, dalam samudra ilmu.

 

 

*Untuk Kartini Indonesia, ayo terus belajar dan menjadi ahli dalam berbagai bidang.

 

 

Miscellaneous

Dariku Untukmu

D A R I K U

 
Aku adalah pemuja kata, frasa, kalimat dan prosa

Namun aku juga memujimu, yang dianugerahkan Tuhan padaku

Giliranku untuk memberikan sedikit bahagia

Rasa-rasanya, lama aku tak berbagi peluk, tawa dan canda

Aku ingin sekali, kembali ke masa itu, dimana

Impian adalah penyala semangat kita

Narasi masa lampau dan masa kini mungkin berbeda, tapi

Indah saat bersama dahulu, tak mudah terlupa.

.

 

U N T U K M U

 

Angan-angan itu, memang benar,

Nampak jauh serta samar

Gelisah ini tak mungkin pergi

Resah juga tak mudah mati

Akan tetapi, hidup tetap harus dijalani

Ingin dan harap adalah pertanda

Nuranimu sebenarnya masih berkata,

Impian ini adalah bahan bakar hati

Miscellaneous

Never Stop Dreaming

This is a dream, a dream, what we talk about,
It’s not a nightmare, but it’s been haunting you for a long time,
This is a huge dream, so get prepare yourself.
It’s not a fantasy, but it’s even more beautiful than the fairytale I tell.
This is a dream, so enjoy every single thing of it.
You know what we’re going through, but this dream has not reached the end, yet.
You may call it a dream, because it’s too high even we are afraid of it.

Stop dreaming, and you will find you are looking at the ground,
Figuring out why you are living, only to fulfill the family, relatives, and friends’ wishes, but yourself.
Stop dreaming, and you will feel big black hole inside your lungs.
You are choked because you can not meet your desire,
the unconsciousness that wander through your mind,
you have no idea why you are even still breathing, but you are dead inside.

Fear not, fear not, of dreaming…Fear not of living…
Dare to live each day fully, seek the things you adore,
hug the jealousy you feel tightly, step on things you hate and,
drown into it, sincerely,
maybe that is your path, maybe that is your fate.

Life never be designed to be perfect.

Miscellaneous

Janji

Di satu kota yang sama-sama tak pernah kita jejaki
Di bawah langit yang sama-sama belum pernah kita huni
Kita berjanji

Mungkinkah akan datang hari
dimana bintangku dan bintangmu adalah belahan yang sama dari bimasakti
Mungkinkah waktu akan menguji
menghempaskan semua yang aku dan kau pernah tapaki

Semua laksana judi
Kegelisahanku menjadi
Kebahagiaanku terhalangi
Namun panggilanmu selalu,
mampu membuatku menoleh untuk kembali

Karena satu yang tak kuinginkan adalah jatuhnya air matamu.

Miscellaneous

Do’a Sebelum TIdur

Berkali-kali pesan singkat ingin kukirimkan untukmu, namun kutahu pasti akan mengganggu tidurmu. 

Mungkin engkau telah berlayar ke pulau-pulau impian terlebih dahulu, merebahkan pikiran dan badanmu yang penat karena apa-apa yang menimpamu hari ini. Maka aku takkan tega membuatmu terjaga, sementara yang engkau perlukan saat ini mungkin hanya melupakan segala sesuatunya sementara, malam ini saja. 

Kubisikkan dalam doa sebelum tidurku, bertambah panjanglah pintaku, supaya saat engkau terbangun di hari berikutnya, kau lebih daripada sekedar baik-baik saja. Engkau bahagia. Ya, bahagia. Seperti itu saja pintaku yang sederhana. Aku tak mendoa yang besar-besar. Tidak, tidak malam ini, karena aku takut dengan pintaku yang terlalu egois padaNya. Khusus malam ini, kupinta saja supaya kabut dalam pikiranmu menguap, dan beban di dadamu lenyap.

Aku seketika ingin mengaminkan doaku sendiri. Ketika tiba-tiba sekelibat pikiran malang melintang. Dan…aku pun tergelitik, untuk menambahkan satu kalimat lagi. mungkin… aku akan pinta sedikit lebih banyak lagi.

.
‘Tuhan, selipkan kerinduan akan aku di hatinya, buatlah aku menjadi yang pertama di hati dan pikirannya saat ia telah terjaga.’ 

Aku tersenyum kecil dengan tambahan doaku sendiri. ‘Sayang, aku menyusulmu dalam mimpi.’

Miscellaneous

Jawaban

Kepada: Engkau.

Perihal : Jawaban.

.

Tulisan ini hadir, karena sebuah pertanyaan yang tak mudah kujawab engkau lontarkan padaku. ‘Bagaimana selama ini engkau melihatku?’ Aku terpaku, kesulitan merangkai kait kata untukmu. Namun, kini kuusahakan memperbaiki jawaban kliseku. Semoga ini mampu memuaskan dahaga keingintahuanmu. 

Aku tak pernah percaya pada kebetulan. Aku yakin bahkan setiap langkah kita telah dituliskan. Begitu pun saat akhirnya aku dan kau menjajaki sebuah pertemuan. Aku, yang sedari mula tak berani menggapai impian, tanpa sadar telah melihatmu sebagai tujuan, bukan lagi sebuah impian.

Pernah kudengar ungkapan, lihat seberapa sakitnya engkau, bila engkau ingin tahu seberapa dalamnya engkau mencintai seseorang. Aku telah tahu, rasanya kehilanganmu beberapa kali. Aku hanya tak mau kehilanganmu meski satu kali lagi. Jangan tanyakan bagaimana waktu itu aku bisa melalui hari.

Mungkin aku bisa memberikanmu kata-kata indah untuk menghangatkan hatimu, atau membuaimu dengan untaian kalimat manis yang memaku senyummu. Namun, untukmu, tak bisa kuberikan semua itu. Sebagai manusia yang punya keterbatasan, tak mungkin kuberikan janji palsu yang melebihi kapasitasku. 

Justru jika aku menjanjikan ‘selamanya’ padamu. Itulah kebohongan.
Atau saat aku memberikanmu kata-kataku, ‘Akan kubahagiakan engkau selalu’. Itu juga kebohongan.
Dan apabila aku mengatakan,’Aku takkan pernah meninggalkanmu.’ Itu pun kebohongan.

Bahkan, untuk menulis puisi padamu saja, ternyata tak bisa sehangat yang aku janjikan.

Namun harus kau renungkan, kekhawatiranku yang berlebihan atasmu berdiri di atas pemikiran panjang. Engkau adalah orang pertama yang membuatku ingin merasionalisasikan segalanya, bukan menggampangkan semua. Engkau membuatku ingin membuat berbagai rencana dalam kepala, rencana yang bukan sekedar kata, tapi ingin diwujudkan dalam nyata. Dan karena engkau sangat berarti, aku tak ingin membuat ‘kita’ menjadi khayalan tinggi.

Engkau bagai sebuah rencana besar yang ingin kupersiapkan dengan penuh perencanaan matang. Ibarat orang yang akan melakukan pementasan, aku ingin lebih banyak latihan. Aku ingin berlatih menghadapi kecewamu. Aku ingin pandai meredam emosimu. Aku ingin cekatan menaikkan semangatmu. Aku ingin lihai mengundang tawamu. Aku ingin terbiasa melebur dalam kehidupanmu. Sehingga, ketika hari yang dinantikan itu tiba, aku tahu aku takkan mengecewakanmu.

Begitulah kira-kira jawabku. Terlampir kasih dan hangat yang semoga dikirim semesta padamu, ketika membaca tulisanku. 

.

Tertanda,

Aku. 

.

Miscellaneous

Aa

Rasanya aku tak perlu banyak bicara

Karena kata sesungguhnya hanya sebagian gelombang suara

Kadang dia bemakna

Tapi tidak, untuk saat ini, tak ada yang perlu berucap apa-apa

 

Tak ada yang salah dalam cinta

Tak ada yang abadi dalam rasa

Tak ada yang akan tersenyum selamanya

Tak ada yang terus meratapi nasibnya

Semua telah ada yang mengaturnya

 

Semua cukup disimpan di dada

Ditelaah dalam kepala 

Dihasratkan dalam jiwa

Saat tiba tepat masanya

Kata yang tersirat akan disertai rasa

Tak perlu menyalahkan ia

Karena sungguh, ketidaktahuan bukan salah siapapun juga

Aku hanya akan berjaga

Menangkapnya saat ia akhirnya sadar akan jatuh yang telah datang padanya

Tetap tersenyum padanya saat yang ia punya hanya air mata

 

Jika aku sekali lagi, tak mau bicara

Tak lebih hanya menjaga kewarasanku saja

Memperhatikan satu demi satu gugurnya bunga

Mengobati satu demi satu yang terluka

Mendoakan satu demi satu yang terlupa